Senin, 14 Juni 2010

myCappuccino (paRt II)



**tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu**
(Puisi Sapardi Djoko Damono)



Suatu pagi di pertengahan Juni...
Dan hujan rintik-rintik pagi mengantarku pada sebuah sapa yang kusebut 'mimpi'.

_Jika ini adalah mimpi, tentu saja aku memilih untuk tidak cepat-cepat terjaga dari mimpi ini_

Tapi hari ini Tuhan menuliskan sebuah skenario yang luar biasa.

then, I found you.
ingin rasanya menyebut ini "myCappuccino".
Tapi sebentuk ragu -entah apa- menahannya. Meski ragu ini tak cukup kuat untuk menahan senyum yang terkembang sejak embun subuh menyapa kota ini.

Seperti adegan di sebuah film kesukaanku, ketika mereka berteduh saat hujan sepulang sekolah. menit-menit yang berlalu ternyata sulit untuk menjadi sebuah obrolan.
And the backsound is "hujan" by Utopia.
Perfect!

Hari ini aku pun menikmati lagu itu. Menyanyikannya dengan melodi yang kumengerti dalam hatiku.
Saat semua cerita mengalir tanpa jeda yang ingin kuhitung.
saat sisa-sisa rintik hujan membungkus pagi yang dingin.

Dan saat aku tahu bahwa aku bisa menatapnya tersenyum dari jarak yang begitu dekat.

Pagi yang dingin di pertengahan Juni..
Untuk pertama kalinya, aku tahu bahwa aku sudah benar-benar melupakan "Nimo's Box".
Terima kasih. Terima kasih. Terima kasih.

Meski tiga puluh menit yang berlalu berlagu bisu, tetapi rasanya aku telah bercakap-cakap terlalu lama.

Dan mendung tiba-tiba terlihat lebih cerah dari biasanya.