Senin, 18 Oktober 2010

Langit Biru

"Kenapa harus langit?"

"karena langit warnanya biru"

"laut juga warnanya biru"

"...."

"Mawar di kebun Eyang Ratih warnanya biru"

"...."

"Mata aku juga warnanya biru"

"hehehe.. iya..aku suka itu"

"yang bener? tapi aku gak mau bagi-bagi"

"yang minta siapa?"

"hahaha.. manyuuun deeh..jelek ih!"

"...."

6 months ago

"Wow! Mata kamu bagus yaa.. biru.. jernih banget.. aku boleh pinjam gak?"

"emang bisa gitu?"

"nggg.. kayaknya.. "

"hahahaha"

"hehehe"


Ini adalah Sabtu sore yang cerah dengan langit biru yang cantik.

Kamu pernah bertanya kenapa aku suka warna biru?
kenapa aku tergila-gila melihat langit biru?

jawabannya sederhana.
karena aku merasa damai. Tenang. Bebas. dan merasa menemukan "aku" yang ku kenal.

"so beautiful and calm like blue sky"

iya kan, Nym?

Minggu, 25 Juli 2010

"Teman Baru"


It's just about friends, love, survive, trust and AIDS!



kata-kata dan cerita dalam buku ini sederhana. mengalir apa adanya. tapi tetap tidak kehilangan makna ceritanya. good books! :)

Senin, 14 Juni 2010

myCappuccino (paRt II)



**tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu**
(Puisi Sapardi Djoko Damono)



Suatu pagi di pertengahan Juni...
Dan hujan rintik-rintik pagi mengantarku pada sebuah sapa yang kusebut 'mimpi'.

_Jika ini adalah mimpi, tentu saja aku memilih untuk tidak cepat-cepat terjaga dari mimpi ini_

Tapi hari ini Tuhan menuliskan sebuah skenario yang luar biasa.

then, I found you.
ingin rasanya menyebut ini "myCappuccino".
Tapi sebentuk ragu -entah apa- menahannya. Meski ragu ini tak cukup kuat untuk menahan senyum yang terkembang sejak embun subuh menyapa kota ini.

Seperti adegan di sebuah film kesukaanku, ketika mereka berteduh saat hujan sepulang sekolah. menit-menit yang berlalu ternyata sulit untuk menjadi sebuah obrolan.
And the backsound is "hujan" by Utopia.
Perfect!

Hari ini aku pun menikmati lagu itu. Menyanyikannya dengan melodi yang kumengerti dalam hatiku.
Saat semua cerita mengalir tanpa jeda yang ingin kuhitung.
saat sisa-sisa rintik hujan membungkus pagi yang dingin.

Dan saat aku tahu bahwa aku bisa menatapnya tersenyum dari jarak yang begitu dekat.

Pagi yang dingin di pertengahan Juni..
Untuk pertama kalinya, aku tahu bahwa aku sudah benar-benar melupakan "Nimo's Box".
Terima kasih. Terima kasih. Terima kasih.

Meski tiga puluh menit yang berlalu berlagu bisu, tetapi rasanya aku telah bercakap-cakap terlalu lama.

Dan mendung tiba-tiba terlihat lebih cerah dari biasanya.

Sabtu, 29 Mei 2010

Cinta Jejak Purnama

Lan9kahku men9ikuti purnama
Mengantar segenggam asa yan9 tak ku kira
Tertatih sebab nyeri dalam luKa

Luka yan9 terus men9an9a

Adakah aku Lelah?

Kusimpan tanya itu untuk sebuah waktu

Waktu yang akan mengantarku pada sosok berhati batu
Yang mencuri tiap detik rinduku
Memeluk tiap ba9ian mimpiku

Tak jarang mengirim pesan bisu

Masih ada purnama disana
Saat maLam mengusir senja
dan menampakkan langit gelap dengan p0ngahnya
Meski gemintang berl0mba menjadi cahaya


Lan9kahku mengikuti purnama
Saat bias kuning entah oranye lembut
Memantulkan wajah dengan senyum yang sama
Berdiri disana
diantara kepuLan asap

Menghitung kaki-kaki dalam jejak
yang mengarah padanya
Membawa asa, luka,
entah juga air mata

Ada yang samar menghilang


Cinta diantara jejak purnama

Kamis, 27 Mei 2010

Hujan

Tik!
tik!
Tik!

Aku hanya mendengar rintik hujan diluar.
mengantar sejuk dalam sepertiga malamku yang sepi.
Memaksa mata agar enggan terpejam la9i.

Hujan selalu membuatku merasa tenang. Membuat mereka yan9 kusayan9 seakan berada dalam jarak yan9 begitu dekat den9anku.
Seperti pelukan se0rang ibu yan9 mampu membuat anaknya merasa aman dan tahu bahwa semuanya baik-baik saja.

Tujuh menit berlalu..
Hujan semakin deras.
Tanpa gemuruh dan angin,
mel0di hujan terdengar lembut

tiba-tiba saja..
Aku memikirkanmu..



04.10 a.m

Kamis, 29 April 2010

SUATU SENJA DI KAMPUS MERAH

Tanggal delapan
bulan sebelas
tahun kemarin

Bersama senja yang menyapa kampus ini
Juga kisah yang baru saja dimulai

Bangku taman itu masih sama seperti bertahun lalu
Tapi kali ini warnanya tak lagi abu-abu

Berganti merah.

Semerah warna bajumu senja itu
Semerah buah apel yang diberikannya padamu
Dan semerah rona mukamu saat melihatnya duduk di bangku yang sama

Lalu angin dan daun sibuk menyimak percakapan kikuk kalian
Kadang ada tawa yang terdengar aneh
Lalu untuk sekian menit ada jeda dalam sunyi

Senja semakin jingga
Bangku taman warna merah

Semerah rona mukamu saat menyadari bahwa kau menyukai semua hal tentang senja hari ini
Bahkan ilalang pun bisu
Seakan ikut hanyut dalam jeda yang kalian ciptakan

Tapi senja semakin jingga
Bangku taman masih tetap berwarna merah
Meski kau meminta agar esok kau masih bisa berada disini
Juga semua simfoni agar tidak ada yang berubah

Kampus kita semakin jingga
Sebentar lagi mungkin gelap akan memaksa senja berlalu
Dan kau pun akan tinggalkan bangku taman warna merah itu

Semerah rona wajahmu saat akan pergi
Menyadari bahwa sudah terlambat bagimu untuk memulai
Menyusun puzzle hati di bangku taman itu

Agar tak hanya merah yang ada disana

Mungkin putih, biru, abu-abu, ungu ...