"Kenapa harus langit?"
"karena langit warnanya biru"
"laut juga warnanya biru"
"...."
"Mawar di kebun Eyang Ratih warnanya biru"
"...."
"Mata aku juga warnanya biru"
"hehehe.. iya..aku suka itu"
"yang bener? tapi aku gak mau bagi-bagi"
"yang minta siapa?"
"hahaha.. manyuuun deeh..jelek ih!"
"...."
6 months ago
"Wow! Mata kamu bagus yaa.. biru.. jernih banget.. aku boleh pinjam gak?"
"emang bisa gitu?"
"nggg.. kayaknya.. "
"hahahaha"
"hehehe"
Ini adalah Sabtu sore yang cerah dengan langit biru yang cantik.
Kamu pernah bertanya kenapa aku suka warna biru?
kenapa aku tergila-gila melihat langit biru?
jawabannya sederhana.
karena aku merasa damai. Tenang. Bebas. dan merasa menemukan "aku" yang ku kenal.
"so beautiful and calm like blue sky"
iya kan, Nym?
CaPPuccinO
*Agar emosi menjadi Pesan yang dapat Tersampaikan
Senin, 18 Oktober 2010
Minggu, 25 Juli 2010
"Teman Baru"
Senin, 14 Juni 2010
myCappuccino (paRt II)
**tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu**
(Puisi Sapardi Djoko Damono)
Suatu pagi di pertengahan Juni...
Dan hujan rintik-rintik pagi mengantarku pada sebuah sapa yang kusebut 'mimpi'.
_Jika ini adalah mimpi, tentu saja aku memilih untuk tidak cepat-cepat terjaga dari mimpi ini_
Tapi hari ini Tuhan menuliskan sebuah skenario yang luar biasa.
then, I found you.
ingin rasanya menyebut ini "myCappuccino".
Tapi sebentuk ragu -entah apa- menahannya. Meski ragu ini tak cukup kuat untuk menahan senyum yang terkembang sejak embun subuh menyapa kota ini.
Seperti adegan di sebuah film kesukaanku, ketika mereka berteduh saat hujan sepulang sekolah. menit-menit yang berlalu ternyata sulit untuk menjadi sebuah obrolan.
And the backsound is "hujan" by Utopia.
Perfect!
Hari ini aku pun menikmati lagu itu. Menyanyikannya dengan melodi yang kumengerti dalam hatiku.
Saat semua cerita mengalir tanpa jeda yang ingin kuhitung.
saat sisa-sisa rintik hujan membungkus pagi yang dingin.
Dan saat aku tahu bahwa aku bisa menatapnya tersenyum dari jarak yang begitu dekat.
Pagi yang dingin di pertengahan Juni..
Untuk pertama kalinya, aku tahu bahwa aku sudah benar-benar melupakan "Nimo's Box".
Terima kasih. Terima kasih. Terima kasih.
Meski tiga puluh menit yang berlalu berlagu bisu, tetapi rasanya aku telah bercakap-cakap terlalu lama.
Dan mendung tiba-tiba terlihat lebih cerah dari biasanya.
Jumat, 11 Juni 2010
Sabtu, 29 Mei 2010
Cinta Jejak Purnama
Lan9kahku men9ikuti purnama
Mengantar segenggam asa yan9 tak ku kira
Tertatih sebab nyeri dalam luKa
Luka yan9 terus men9an9a
Adakah aku Lelah?
Kusimpan tanya itu untuk sebuah waktu
Waktu yang akan mengantarku pada sosok berhati batu
Yang mencuri tiap detik rinduku
Memeluk tiap ba9ian mimpiku
Tak jarang mengirim pesan bisu
Masih ada purnama disana
Saat maLam mengusir senja
dan menampakkan langit gelap dengan p0ngahnya
Meski gemintang berl0mba menjadi cahaya
Lan9kahku mengikuti purnama
Saat bias kuning entah oranye lembut
Memantulkan wajah dengan senyum yang sama
Berdiri disana
diantara kepuLan asap
Menghitung kaki-kaki dalam jejak
yang mengarah padanya
Membawa asa, luka,
entah juga air mata
Ada yang samar menghilang
Cinta diantara jejak purnama
Mengantar segenggam asa yan9 tak ku kira
Tertatih sebab nyeri dalam luKa
Luka yan9 terus men9an9a
Adakah aku Lelah?
Kusimpan tanya itu untuk sebuah waktu
Waktu yang akan mengantarku pada sosok berhati batu
Yang mencuri tiap detik rinduku
Memeluk tiap ba9ian mimpiku
Tak jarang mengirim pesan bisu
Masih ada purnama disana
Saat maLam mengusir senja
dan menampakkan langit gelap dengan p0ngahnya
Meski gemintang berl0mba menjadi cahaya
Lan9kahku mengikuti purnama
Saat bias kuning entah oranye lembut
Memantulkan wajah dengan senyum yang sama
Berdiri disana
diantara kepuLan asap
Menghitung kaki-kaki dalam jejak
yang mengarah padanya
Membawa asa, luka,
entah juga air mata
Ada yang samar menghilang
Cinta diantara jejak purnama
Kamis, 27 Mei 2010
Hujan
Tik!
tik!
Tik!
Aku hanya mendengar rintik hujan diluar.
mengantar sejuk dalam sepertiga malamku yang sepi.
Memaksa mata agar enggan terpejam la9i.
Hujan selalu membuatku merasa tenang. Membuat mereka yan9 kusayan9 seakan berada dalam jarak yan9 begitu dekat den9anku.
Seperti pelukan se0rang ibu yan9 mampu membuat anaknya merasa aman dan tahu bahwa semuanya baik-baik saja.
Tujuh menit berlalu..
Hujan semakin deras.
Tanpa gemuruh dan angin,
mel0di hujan terdengar lembut
tiba-tiba saja..
Aku memikirkanmu..
04.10 a.m
tik!
Tik!
Aku hanya mendengar rintik hujan diluar.
mengantar sejuk dalam sepertiga malamku yang sepi.
Memaksa mata agar enggan terpejam la9i.
Hujan selalu membuatku merasa tenang. Membuat mereka yan9 kusayan9 seakan berada dalam jarak yan9 begitu dekat den9anku.
Seperti pelukan se0rang ibu yan9 mampu membuat anaknya merasa aman dan tahu bahwa semuanya baik-baik saja.
Tujuh menit berlalu..
Hujan semakin deras.
Tanpa gemuruh dan angin,
mel0di hujan terdengar lembut
tiba-tiba saja..
Aku memikirkanmu..
04.10 a.m
Kamis, 29 April 2010
SUATU SENJA DI KAMPUS MERAH
Tanggal delapan
bulan sebelas
tahun kemarin
Bersama senja yang menyapa kampus ini
Juga kisah yang baru saja dimulai
Bangku taman itu masih sama seperti bertahun lalu
Tapi kali ini warnanya tak lagi abu-abu
Berganti merah.
Semerah warna bajumu senja itu
Semerah buah apel yang diberikannya padamu
Dan semerah rona mukamu saat melihatnya duduk di bangku yang sama
Lalu angin dan daun sibuk menyimak percakapan kikuk kalian
Kadang ada tawa yang terdengar aneh
Lalu untuk sekian menit ada jeda dalam sunyi
Senja semakin jingga
Bangku taman warna merah
Semerah rona mukamu saat menyadari bahwa kau menyukai semua hal tentang senja hari ini
Bahkan ilalang pun bisu
Seakan ikut hanyut dalam jeda yang kalian ciptakan
Tapi senja semakin jingga
Bangku taman masih tetap berwarna merah
Meski kau meminta agar esok kau masih bisa berada disini
Juga semua simfoni agar tidak ada yang berubah
Kampus kita semakin jingga
Sebentar lagi mungkin gelap akan memaksa senja berlalu
Dan kau pun akan tinggalkan bangku taman warna merah itu
Semerah rona wajahmu saat akan pergi
Menyadari bahwa sudah terlambat bagimu untuk memulai
Menyusun puzzle hati di bangku taman itu
Agar tak hanya merah yang ada disana
Mungkin putih, biru, abu-abu, ungu ...
Langganan:
Postingan (Atom)